logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊPekerjaan Rumah di Balik Kasus...
Iklan

Pekerjaan Rumah di Balik Kasus Orient

Kasus Orient P Riwu Kore merefleksikan sistem koordinasi sekaligus kontrol negara ini masih lemah. Semua level kecolongan setelah Orient tidak jujur atau tidak mengaku atas status kewarganegaraannya.

Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/0Xb-FmBtp0aVDCX-eLTlHRvGHpc=/1024x521/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2F2ca198d5-3a15-461a-8a63-c7a6579a9100_jpg.jpg
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA

Calon bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore. Dokumen Keluarga Riwu Kore.

Persoalan kewarganegaraan Amerika Serikat yang dimiliki calon bupati terpilih Sabu Raijua, Orient P Riwu Kore, menguak masih lemahnya proses verifikasi persyaratan terhadap mereka yang ingin menjadi kepala/wakil kepala daerah. Buruknya koordinasi antarlembaga termasuk di dalamnya. Ini harus menjadi pelajaran bagi penyelenggara pemilu dan pemerintah. Apalagi, persoalan kewarganegaraan bukan hal yang sederhana. Seseorang dengan kewarganegaraan asing bisa saja membawa kepentingan asing tatkala menjadi pimpinan daerah.

Kecolongan di tahap verifikasi calon kepala/wakil kepala daerah hingga akhirnya calon itu terpilih bukan hanya terjadi di Sabu Raijua. Lebih dari satu dekade lalu, cerita serupa juga muncul di Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan dengan kemenangan calon akhirnya dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi.

Editor:
susanarita
Bagikan