logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊGubernur Lemhannas: Ada...
Iklan

Gubernur Lemhannas: Ada Kemerosotan Pemahaman Kebangsaan

Politik identitas menguat dalam kehidupan berbangsa belakangan ini. Tantangan tersebut harus dihadapi dengan menguatkan jati diri sebagai bangsa Indonesia.

Oleh
RINI KUSTIASIH
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/iWmcZQxKXGCWvlfFoJRwghv7c90=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2Fdb169eb1-01ad-4596-9c9e-5301a47fff24_jpg.jpg
Kompas/Wawan H Prabowo

Mural Bhinneka Tunggal Ika yang catnya mulai memudar menghiasi Jalan Pembangunan, Desa Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/7/2020). Mengembangkan sikap saling menghargai, tenggang rasa, dan toleransi di antara sesama menjadi salah satu upaya untuk merawat kebinekaan Indonesia agar tidak pudar tergerus paham radikalisme dan terorisme.

JAKARTA, KOMPAS β€” Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Letnan Jenderal (Purn) Agus Widjojo menilai ada kemerosotan pemahaman kebangsaan yang merupakan tantangan lain di luar pandemi Covid-19. Kemerosotan itu, antara lain, ditandai dengan menguatnya politik identitas yang ditempatkan seakan di atas kepentingan nasional dan persatuan bangsa.

Dalam keterangan pers yang disiarkan secara daring mengenai refleksi akhir tahun dan harapan tahun depan, Agus menilai persoalan ekonomi akan dapat teratasi pascapandemi Covid-19. Bahkan, potensi pertumbuhan ekonomi itu akan lebih tinggi daripada ketika masa sebelum pandemi. Meskipun demikian, ada tantangan besar yang mesti dihadapi Indonesia di berbagai bidang. Salah satunya kemerosotan pemahaman kebangsaan di antara anak bangsa.

Editor:
susanarita
Bagikan