logo Kompas.id
Politik & HukumPandemi Covid-19 yang Menguji ...
Iklan

Pandemi Covid-19 yang Menguji Ketahanan dan Relevansi Demokrasi

Partisipasi pemilih yang tinggi dalam kontestasi elektoral menunjukkan aspek “dari rakyat” dalam demokrasi relatif terpenuhi. Namun, tak ada jaminan hal itu akan dibalas pemenuhan aspek “oleh rakyat” dan “untuk rakyat”

Oleh
Antony Lee
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/-x9zpT5Q-gH2hAa-a-gTLzDy0tQ=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2F0db4190e-dba4-4a54-8562-e4c91c9c5da3_jpg.jpg
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Pemilih di TPS 003 Bumi Beringin, Wenang, Manado, Sulawesi Utara, mencuci tangan sebelum memilih pada hari pemungutan suara, Rabu (9/12/2020). Pilkada 2020 di Sulawesi Utara diikuti 1,83 juta pemilih di 5.809 TPS.

Di tengah pandemi Covid-19 yang belum reda, masyarakat masih menunjukkan kepercayaannya pada demokrasi. Puluhan juta pemilih pada  9 Desember 2020, mendatangi tempat pemungutan suara pemilihan kepala daerah. Semangat itu perlu disambut elite dengan mendengar suara rakyat serta merumuskan kebijakan yang baik dan relevan bagi mereka.

Pilkada Serentak 2020 di 270 daerah untuk memilih 9 gubernur/wakil gubernur dan 261 bupati/wali kota berjalan relatif baik dan aman. Berdasar data sementara Komisi Pemilihan Umum RI, Senin (14/12/2020), rata-rata tingkat partisipasi pemilih mencapai 75,83 persen. Angka itu masih minus data 25 kabupaten/kota di tiga provinsi, yakni Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan Papua.

Editor:
Antony Lee
Bagikan