logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊKembalinya TNI ke Garis Depan
Iklan

Kembalinya TNI ke Garis Depan

Dua pekan terakhir, publik terlibat kontroversi terkait kerumunan di beberapa tempat di Ibu Kota, lalu diikuti pencopotan baliho oleh TNI. Penataan kewenangan dalam menjaga ketertiban umum perlu dievaluasi.

Oleh
Edna Caroline Pattisina/Nikolaus Harbowo/Dian Dewi Purnamasari
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/a05Zu1zfrwmVpxcGgliy1U9sxb8=/1024x674/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F74a3ae49-0301-45f7-ae62-d1f0a9ba5603_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Personel TNI menertibkan spanduk tidak berizin saat patroli keamanan di Jalan Jati Baru Raya, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, Jumat (20/11/2020). Penertiban spanduk ataupun baliho yang tidak memiliki izin bergambar Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di wilayah yang berada di bawah pengamanan Kodam Jaya/Jayakarta dilakukan setelah apel pengamanan pilkada serentak 2020 dan antisipasi banjir di Monas.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kamis (19/11/2020), mengadakan inspeksi ke Korps Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus), Korps Marinir, dan Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (Paskhas). Hadi, di depan prajurit, menegaskan kembali tentang pentingnya persatuan bangsa.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Achmad Riad menjelaskan, inspeksi ini bertujuan untuk mengecek kesiapan satuan-satuan khusus. Ia memberikan konteks soal adanya kelompok-kelompok yang mengedepankan identitas yang telah diwaspadai.

Editor:
susanarita
Bagikan