logo Kompas.id
โ€บ
Politik & Hukumโ€บGerakan Perempuan Sepanjang...
Iklan

Gerakan Perempuan Sepanjang Jalan

Kiprah perempuan dalam perjuangan kemerdekaan tak bisa dipandang sebelah mata. Tak sedikit tokoh perempuan turut mewarnai jatuh bangunnya negeri. Kini, 75 tahun usai merdeka, kaum ini bergulat dengan isu konservatisme.

Oleh
Dian Dewi Purnamasari
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/grzqQXWlFhb6MxTD9qhtLukAv0o=/1024x656/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2F886500bc-33c3-4e11-9374-bbf2cf261689_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Berbagai elemen massa baik perseorangan maupun kelompok yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Perempuan Anti Kekerasan (Gerak Perempuan) mengelar aksi damai memperingati Hari Perempuan Sedunia (International Womenโ€™s Day) 2020 dengan melakukan longmarch dari depan Gedung Bawaslu menuju Istana Negara, Jakarta Pusat, Minggu (8/3/2020). Aksi tersebut menyoroti pentingnya perubahan sistemik untuk menghapus kekerasan terhadap perempuan.

Tak diragukan lagi, peran perempuan dalam sejarah RI. Sejak era kolonialisme, pahlawan perempuan muncul di sejumlah daerah. Ada Cut Nyak Dien dari ujung barat Indonesia. Nyi Ageng Serang di Jawa Barat, RA Kartini di Jawa Tengah, hingga Martha Christina Tiahahu di timur Indonesia.

Di era kebangkitan nasional juga banyak lahir perkumpulan perempuan, seperti Aisyiyah, Wanita Katolik, dan Putri Merdeka. Hal ini membuktikan bahwa gerakan perempuan di Indonesia tumbuh seiring dengan munculnya gerakan pemuda Budi Utomo, 1908.

Editor:
susanarita
Bagikan