Kudatuli, Luka Demokrasi, dan Penantian atas Sikap Negara
Hari ini, 24 tahun silam, terjadi penyerangan di kantor DPP PDI. Peristiwa 27 Juli 1996 yang dikenal dengan nama ”kudatuli” itu menjadi catatan kelam bagi hak asasi manusia dan demokrasi di Indonesia.
Dua puluh empat tahun lalu, peristiwa 27 Juli 1996 terjadi. Kerusuhan yang terjadi di sekitar Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia di Jakarta itu menewaskan 5 orang, menyebabkan 149 orang luka-luka, dan 23 orang hilang. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia mengingatkan pentingnya pengusutan peristiwa ini dan pemberian perhatian bagi korban.
Tragedi berawal dari masalah internal PDI yang kemudian memunculkan dualisme kepemimpinan, yakni antara PDI pendukung Soerjadi dengan PDI pendukung Megawati. Terhadap masalah itu, pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri M Yogie S Memet menyatakan pengakuannya terhadap DPP PDI Hasil Kongres Medan dengan Ketua Umum Soerjadi (Kompas, 3 Juli 1996).