logo Kompas.id
Politik & HukumSejarah sebagai Alat...
Iklan

Sejarah sebagai Alat Pembebasan

Di usianya yang hampir 66 tahun, Asvi Warman Adam masih terus bersuara sebagai pelurus sejarah. Ia memilih jalan senyap untuk konsisten meluruskan sejarah, sekaligus menjadikan sejarah sebagai alat pembebasan.

Oleh
Nikolaus Harbowo/Dian Dewi Purnamasari
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/qEf26qlEYsmdztj-6BD4fWczc7A=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F05%2F20180126_ASVI_B_web.jpg
Kompas/Lucky Pransiska

Asvi Warman Adam, Sejarawan

Lebih dari dua dekade, Asvi Warman Adam konsisten menapaki jalan ”pelurusan” sejarah Indonesia. Jalan yang kadang sepi, sunyi, tetapi juga bisa  gaduh. Teror tak menyurutkan langkah profesor riset bidang sejarah politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ini berkarya. Sebab, ia meyakini jalan keilmuannya, yakni sejarah, sebagai alat pembebasan kesalahan kolektif di masa lalu.

Rak-rak berisi buku seakan mengisi setiap sudut ruang keluarga di rumah Asvi di Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat. Setiap rak memiliki klasifikasi. Ada rak yang berisi buku-buku tentang Soekarno, Tionghoa, literatur berbahasa Inggris, literatur Perancis, hingga buku-buku soal peristiwa 1965.

Editor:
Antony Lee
Bagikan