Sejarah sebagai Alat Pembebasan
Di usianya yang hampir 66 tahun, Asvi Warman Adam masih terus bersuara sebagai pelurus sejarah. Ia memilih jalan senyap untuk konsisten meluruskan sejarah, sekaligus menjadikan sejarah sebagai alat pembebasan.
Lebih dari dua dekade, Asvi Warman Adam konsisten menapaki jalan ”pelurusan” sejarah Indonesia. Jalan yang kadang sepi, sunyi, tetapi juga bisa gaduh. Teror tak menyurutkan langkah profesor riset bidang sejarah politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ini berkarya. Sebab, ia meyakini jalan keilmuannya, yakni sejarah, sebagai alat pembebasan kesalahan kolektif di masa lalu.
Rak-rak berisi buku seakan mengisi setiap sudut ruang keluarga di rumah Asvi di Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat. Setiap rak memiliki klasifikasi. Ada rak yang berisi buku-buku tentang Soekarno, Tionghoa, literatur berbahasa Inggris, literatur Perancis, hingga buku-buku soal peristiwa 1965.