logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊInternet Menginspirasi Pelaku ...
Iklan

Internet Menginspirasi Pelaku Teror Tunggal

Serangan teror oleh pelaku tunggal berusia 20 tahunan ke kantor Polsek Daha Selatan Kalsel patut dicermati. Peristiwa itu sekaligus memperlihatkan anak-anak muda menjadi sasaran empuk penyebaran radikalisme di dunia maya

Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/RMoFIlkrHGBG5JR3FJ7_felzVf4=/1024x512/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F7bc8e618-1fc6-4a5a-82f8-ad5ee5b82f74_jpg.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Spanduk menolak terorisme dibentangkan saat sekelompok warga menggelar aksi yang menyerukan penolakan pemulangan sekitar 600 warga Indonesia yang bergabung sebagai milisi Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) di Taman Pandang Istana kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Senin (10/2/2020). Pemerintah diharapkan dapat mengambil kebijakan terbaik untuk melindungi warga negara yang ada di Indonesia terkait kontroversi isu pemulangan WNI mantan kombatan NIIS. Radikalisme tidak mendapat tempat untuk tumbuh di Indonesia.

JAKARTA, KOMPAS – Kepolisian memastikan pelaku penyerangan Markas Kepolisian Sektor Daha Selatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, adalah pelaku teror tunggal atau lone wolf. Pengetahuan untuk melakukan aksi tersebut diduga kuat berasal dari internet.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian Negara Republik Indonesia Inspektur Jenderal Raden Prabowo Argo Yuwono, dalam jumpa pers, Selasa (2/6/2020), menyatakan, pelaku teror diduga mendapatkan pengetahuan teror dari internet. "Dia membaca sendiri, membayangkan sendiri, dan memprediksi sendiri,"kata Argo.

Editor:
Bagikan