logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊBertaruh Nyawa di Puncak...
Iklan

Bertaruh Nyawa di Puncak Mandala

Tim evakuasi korban helikopter MI-17 bertaruh nyawa saat hendak mengevakuasi para korban. Selain harus mendaki, mereka dihadapkan pada dinginnya suhu udara yang mencapai lima derajat celsius.

Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/omdqCaYOR8NV8Xe-RMNizo9r5k4=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2Fe8689c1c-a864-43fc-a5f5-cfc1054ad1a1_jpg.jpg
KOMPAS/PENERANGAN KOREM 172/PRAJA WIRA YAKTI

Lokasi pendakian tim pencari jenazah 12 prajurit TNI AD yang menjadi korban jatuhnya helikopter MI-17 di Pegunungan Puncak Mandala, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua dari tanggal 13 hingga 15 Februari 2020.

Panglima Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Herman Asaribab didampingi Bupati Pegunungan Bintang, Papua, Constan Oktemka dan Komandan Resor 172/Praja Wira Yakti Kolonel Inf Binsar Sianipar, Senin (10/2/2020), memantau area Pegunungan Puncak Mandala dengan helikopter milik Maskapai Dimonim Air. Herman ingin memastikan informasi dan foto tentang puing-puing helikopter MI-17 milik TNI AD di Puncak Mandala yang ada di media sosial beberapa hari terakhir di Papua.

Helikopter dengan nomor registrasi HA-5138 itu lepas landas dari Bandara Oksibil pada 28 Juni 2019 pukul 11.44 WIT dan dilaporkan hilang kontak pukul 11.49 WIT pada ketinggian 7.800 kaki. Seharusnya helikopter yang mengangkut logistik untuk Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia dan Papua Nugini di Pegunungan Bintang itu dijadwalkan tiba di Sentani, Kabupaten Jayapura, pukul 13.11 WIT.

Editor:
susanarita
Bagikan