logo Kompas.id
β€Ί
Perjalananβ€ΊUang Bukan Segalanya di Pasar ...
Iklan

Uang Bukan Segalanya di Pasar Wulandoni

Di Pasar Wulandoni, Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, uang bukanlah segalanya. Nelayan dan petani masih saling tukar kebutuhan hidup sehari-hari tanpa menggunakan uang.

Oleh
FRANCIS PATI HERIN, AHMAD ARIF
Β· 1 menit baca
Aktivitas pasar barter Desa Wulandoni, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (12/8/2023). Pasar barter tersebut sudah berlangsung turun-temurun sejak 1837. Pengunjung pasar berasal dari sekitar 20 desa yang tersebar di lima kecamatan terdekat. Pengunjung dari daerah pegunungan membawa hasil kebun, sedangkan dari pesisir membawa hasil laut. Warga pegunungan mayoritas Katolik, sedangkan wilayah pesisir didominasi penganut Islam.
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Aktivitas pasar barter Desa Wulandoni, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (12/8/2023). Pasar barter tersebut sudah berlangsung turun-temurun sejak 1837. Pengunjung pasar berasal dari sekitar 20 desa yang tersebar di lima kecamatan terdekat. Pengunjung dari daerah pegunungan membawa hasil kebun, sedangkan dari pesisir membawa hasil laut. Warga pegunungan mayoritas Katolik, sedangkan wilayah pesisir didominasi penganut Islam.

Uang telah menjadi alat tukar yang dianggap menandai peradaban modern. Namun, di Pasar Wulandoni, Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, uang bukanlah segalanya. Nelayan dan petani masih saling tukar kebutuhan hidup sehari-hari tanpa menggunakan uang.

Masih pukul 08.00 saat kami tiba di Pasar Wulandoni pada Sabtu (12/8/2023). Para pedagang, hampir semuanya perempuan, telah menggelar hasil bumi, seperti pisang, singkong, keladi dan umbi-umbian hutan, kacang-kacangan, jagung, sirih dan pinang, serta sayur-mayur.

Editor:
BUDI SUWARNA
Bagikan