logo Kompas.id
β€Ί
Perjalananβ€ΊJepang Mengandalkan Pariwisata
Iklan

Jepang Mengandalkan Pariwisata

Oleh
Anastasia Joice Tauris Santi
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/NdwB9jYqD9X3Mg-96YAzd42zJEU=/1024x682/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F04%2F20130416rad03.jpg
KOMPAS/ RADITYA HELABUMI

Pengunjung menikmati suasana Taman Nasional Shinjuku Gyoen di Tokyo, Jepang, Sabtu (14/4/2013). Taman Nasional dengan luas lebih dari 58 hektar ini mulai dibuka untuk umum pada tahun 1949, dengan salah satu ciri khasnya adalah memiliki 65 varietas berbeda dari bunga sakura. Selain menjadi tempat wisata favorit bagi warga Jepang, Shinjuku Gyoen juga diminati wisatawan asing.

"Dapatkan tiket ke Tokyo mulai dari Rp 5,3 juta, ke Osaka Rp 5,5 juta, ke Sapporo Kyoto Rp 5,7 juta. Pengembalian tunai hingga Rp 1,5 juta. Dapatkan koper gratis". Rasanya semakin sering kita mendapatkan pesan singkat mengenai tiket-tiket promosi ke Jepang. Memang dalam beberapa tahun terakhir ini Jepang gencar mempromosikan pariwisatanya.

Sepanjang tahun 2017, jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Jepang naik 19,3 persen dan mencapai rekor 28,69 juta orang. Pertumbuhan industri pariwisata bisa dibilang merupakan salah satu pencapaian dari Perdana Menteri Shinzo Abe yang dikenal dengan Abenomic-nya. Pemerintah menargetkan dapat menggaet 40 juta wisatawan ketika diselenggarakan Olimpiade 2020 mendatang dan target ambisius sebanyak 60 juta orang pada tahun 2030.

Editor:
Bagikan