logo Kompas.id
Paparan TopikSejarah Hari Ibu: Perjuangan...
Iklan

Sejarah Hari Ibu: Perjuangan Perempuan “di Bawah” Restu Negara

Gerakan perempuan di Indonesia mewarnai perjuangan merebut dan mengisi kemerdekaan. Di Masa Orde Lama dan Orde Baru, perempuan menorehkan catatan kiprah khusus pada sejarah perjuangan dan eksistensi mereka.

Oleh
Kendar Umi Kulsum
· 1 menit baca
Sekitar 10.000 kaum ibu menghadiri peringatan Hari Ibu di Istora Senayan Jakarta Pusat (22/12/1972). Empat Ibu yang memelopori Kongres Perempuan di Yogyakarta pada 22 Desember 1928 yakni Ibu Soenarto Mangunpuspito, Ibu Kartowijono, Ibu Dr Moewardi dan Ibu Soelarso diberi tanda penghargaan oleh Ibu Negara Tien Soeharto.
KOMPAS/Pat Hendranto

Sekitar 10.000 kaum ibu menghadiri peringatan Hari Ibu di Istora Senayan Jakarta Pusat (22/12/1972). Empat Ibu yang memelopori Kongres Perempuan di Yogyakarta pada 22 Desember 1928 yakni Ibu Soenarto Mangunpuspito, Ibu Kartowijono, Ibu Dr Moewardi dan Ibu Soelarso diberi tanda penghargaan oleh Ibu Negara Tien Soeharto.

Kesadaran perempuan ikut terlibat dalam persoalan masyarakat dan bangsa telah ada sejak tahun 1912 dengan lahirnya organisasi perempuan pertama yaitu Poetri Mardika. Hal itu mendorong munculnya berbagai terbitan perempuan yang banyak menggugat perkawinan anak dan permaduan (poligami). Selanjutnya muncul kelompok perempuan Putri Sejati dan Wanita Utama.

Pada 1917 muncul kelompok perempuan berbasis agama yaitu Aisyah dari Muhammadiyah, kemudian muncul pula organisasi Perempuan Kristen, Perempuan Katolik. Dalam tingkat lokal, menyusul kemudian muncul kelompok Perempuan Maluku, Minahasa dan Minangkabau.

Editor:
Topan Yuniarto
Bagikan