10 TAHUN JOKOWI
Satu Dekade yang Terlewatkan dari Aksi Iklim Indonesia
Kegentingan tak hanya menahan kenaikan suhu, tetapi juga memperkuat adaptasi masyarakat pada dampak perubahan iklim.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F09%2F23%2Fb5aa2744-602e-41a3-972c-f585821dcf4c_jpg.jpg)
Tanggul laut yang membatasi dan melindungi permukiman di Tambaklorok, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (22/1/2023). Proyek pembangunan tanggul laut untuk melindungi dari gelombang dan banjir pasang air laut masih berlangsung. Berbagai persoalan, antara lain, abrasi, penurunan permukaan tanah, dan fenomena perubahan iklim saat ini berdampak besar bagi warga pesisir utara Jawa,
Kenaikan suhu telah mencatatkan rekor tertinggi dalam satu dekade terakhir ini dengan dampak krisis iklim yang menguat di hampir semua aspek kehidupan kita. Namun, target penurunan emisi Indonesia masih belum memadai dan kebijakan pembangunan kerap memicu malaadaptasi sehingga meningkatkan kerentanan masyarakat dalam menghadapi tekanan iklim.
Kesepakatan Paris 2015 yang diadopsi 196 negara menyepakati agar kita menahan “kenaikan suhu rata-rata global jauh di bawah 2 derajat celsius di atas tingkat pra-industri“ dan melakukan upaya maksimal “untuk membatasi kenaikan suhu hingga 1,5 derajat celsius di atas tingkat pra-industri“ hingga abad ini.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 8 dengan judul "Yang Terlewatkan dari Aksi Iklim ".
Baca Epaper Kompas