TAJUK RENCANA
Menjaga PBB Tetap Bertaji
Desakan reformasi menguat dalam Sidang ke-79 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. PBB perlu tetap relevan.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F09%2F23%2F49a9eceb-8dca-497b-915f-f8c063bffa38_jpeg.jpg)
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berpidato di KTT untuk Masa Depan, Senin (23/9/2024), di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York, Amerika Serikat.
Pasal 1 Piagam PBB dengan jelas menyebut, tujuan pendirian lembaga ini adalah memelihara keamanan dan perdamaian, dan mengambil tindakan kolektif untuk mengenyahkan ancaman terhadap perdamaian. Selain itu untuk membangun persahabatan, menjalin kerja sama internasional untuk memecahkan masalah di berbagai bidang, serta menyelaraskan tindakan anggota mencapai tujuan bersama.
Dalam konteks itu, bisa dipahami mengapa desakan untuk mereformasi PBB dan perangkatnya seperti Dewan Keamanan, Dewan HAM, hingga sistem keuangan internasional, terus mengemuka dalam empat dekade terakhir. PBB dinilai tidak berhasil mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dunia saat ini, yang ironisnya menjadi tujuan lembaga ini saat didirikan pada 24 Oktober 1945.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Menjaga PBB Tetap Bertaji".
Baca Epaper Kompas