logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊTrauma Digital
Iklan

Trauma Digital

Trauma dapat ditransmisikan. Era digital memungkinkan trauma itu berkembang lebih cepat dengan mode berbagi yang mudah.

Oleh
JOKO SANTOSO
Β· 1 menit baca
Ilustrasi
KOMPAS/SUPRIYANTO

Ilustrasi

Bagaimana dunia digital mendekam dalam pikiran seseorang? Bayangkan saja seperti seseorang yang sedang scroll reels Instagram atau Tiktok di media sosial. Dunia tampak singkat, kompleks, berubah-ubah, sekilas, merebut fokus. Memori tidak akan menampungnya sebagai ingatan yang perlu diingat, tetapi semacam kilatan-kilatan kecil memori kolektif (pengalaman banyak orang) yang wara-wiri dalam pikiran, juga imajinasi.

Memori dari kilatan-kilatan reels dan TikTok itu bukan memori diri, melainkan pengalaman berlapis dari seseorang yang bisa saja relevan dengan diri; tidak relevan sama sekali; atau memanipulasi empati dan masuk terlalu dalam. Pada sebagian orang, hal demikian bisa direspons dengan biasa saja, tetapi bagi sebagian lainnya dapat berubah menjadi serius sampai diri tidak bisa meregulasi dirinya sendiri.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan