logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊAngkutan Perkotaan yang...
Iklan

Angkutan Perkotaan yang Terabaikan

Pembangunan angkutan perkotaan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kemacetan dan polusi udara masih diabaikan.

Oleh
REDAKSI
Β· 1 menit baca
Bus listrik (kanan) menembus kemacetan lalu lintas di Jalan Balai Kota sebelum tiba di halte sementara<i> bus rapid transit</i> (BRT) Lapangan Merdeka, Medan, Sumatera Utara, Selasa (10/9/2024).
KOMPAS/NIKSON SINAGA

Bus listrik (kanan) menembus kemacetan lalu lintas di Jalan Balai Kota sebelum tiba di halte sementara bus rapid transit (BRT) Lapangan Merdeka, Medan, Sumatera Utara, Selasa (10/9/2024).

Kemacetan mengakrabi kota-kota di Indonesia, seperti halnya polusi udara. Namun, isu itu belum dianggap serius. Pembangunan angkutan perkotaan sebagai salah satu upaya untuk mengatasinya pun diabaikan.

Pada tahun 2000, Japan International Cooperation Agency (JICA) melalui ”The Study on Integrated Transportation Master Plan for Jabodetabek (SITRAMP)” menyatakan, kerugian ekonomi akibat kemacetan Rp 3 triliun untuk biaya operasi kendaraan dan Rp 2,5 triliun untuk waktu perjalanan. Tanpa perbaikan, hingga 2020 akumulasi kerugian itu mencapai Rp 70,5 triliun.

Editor:
NELI TRIANA
Bagikan