logo Kompas.id
OpiniMengapa Pembobolan Platform...
Iklan

Mengapa Pembobolan Platform Kripto Makin Marak?

Satu evolusi muncul tahun ini adalah kembalinya serangan peretasan terhadap bursa kripto.

Oleh
ANDREAS MARYOTO
· 1 menit baca
Tamu undangan berdiri di depan logo CFX (Commodity Future Exchange) saat acara peresmian bursa aset kripto Indonesia di Jakarta, Jumat (28/7/2023). Menurut Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, hingga Juni 2023, tercatat jumlah pelanggan aset kripto yang terdaftar di Indonesia sebanyak 17,54 juta orang.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Tamu undangan berdiri di depan logo CFX (Commodity Future Exchange) saat acara peresmian bursa aset kripto Indonesia di Jakarta, Jumat (28/7/2023). Menurut Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, hingga Juni 2023, tercatat jumlah pelanggan aset kripto yang terdaftar di Indonesia sebanyak 17,54 juta orang.

Serangan terhadap penyedia layanan aplikasi perdagangan aset kripto Indodax pada Rabu (11/9/2024) mengagetkan kita. Platform yang diharapkan aman dari serangan ternyata bobol juga. Akan tetapi, sebenarnya kasus ini bukan kasus baru di dunia perdagangan aset kripto. Ada beberapa kasus sebelumnya yang menimpa, baik aplikasi kecil maupun raksasa. Kasus peretasan seperti ini belakangan makin marak.

Untuk pertama kalinya serangan menimpa Coincheck yang terjadi pada bulan Januari 2018. Kantor aplikasi ini di Tokyo. Para penyerang mengeksploitasi kerentanan pada dompet panas (hot wallet) bursa hingga bisa mencuri total 534 juta dollar AS dalam bentuk koin NEM.

Editor:
ANDREAS MARYOTO
Bagikan