Surat Pembaca
Pancaran Inspirasi dari Paralimpiade
Ketangguhan para atlet kita seperti Santiago, seorang nelayan dalam novel Hemingway. Mereka sama-sama pantang menyerah.
![Hikmat Ramdani/Leani Ratri Oktila mengibarkan Merah Putih seusai mempersembahkan medali emas pertama Indonesia di Paralimpiade Paris 2024 dalam final bulu tangkis di Porte de la Chapelle Arena, Paris, Perancis, Senin (2/9/2024).](https://assetd.kompas.id/9k2doc8JwqxQuS8TpLNpT9bRLyo=/1024x683/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F09%2F02%2Fd33f437d-dec9-4d63-897c-925684d95e14_jpg.jpg)
Hikmat Ramdani/Leani Ratri Oktila mengibarkan Merah Putih seusai mempersembahkan medali emas pertama Indonesia di Paralimpiade Paris 2024 dalam final bulu tangkis di Porte de la Chapelle Arena, Paris, Perancis, Senin (2/9/2024).
Paralimpiade bukan pesta olahraga biasa. Dari segi komersial, ajang ini mungkin kurang diminati. Namun, banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik. Salah satunya tentang daya juang untuk mendobrak keterbatasan.
Atlet-atlet yang berlaga di Paralimpiade adalah penyandang disabilitas. Mereka bisa saja memilih untuk meratapi keadaan dan hidup dengan mengandalkan orang lain. Namun, mereka tidak larut dalam keluh kesah. Mereka berjuang dan melakukan yang terbaik.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul "Pancaran Inspirasi dari Paralimpiade".
Baca Epaper Kompas