logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊRaja Versus Pemimpin
Iklan

Raja Versus Pemimpin

Masyarakat yang akan menilai apakah sang raja atau ratu baru kompeten dan berpengalaman atau tidak.

Oleh
BUDI W SOETJIPTO
Β· 1 menit baca
Raja Malaysia Sri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agung XVI Al-Sultan Abdullah Riayatauddin Al-Mustafa Billah Shah (mengenakan kopiah, kiri) didampingi oleh Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X saat berkunjung ke Keraton Yogyakarta, Yogyakarta, Rabu (28/8/2019). Agenda Raja Malaysia tersebut pada hari itu adalah mengunjungi Candi Prambanan dan Candi Borobudur.
FERGANATA INDRA RIATMOKO

Raja Malaysia Sri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agung XVI Al-Sultan Abdullah Riayatauddin Al-Mustafa Billah Shah (mengenakan kopiah, kiri) didampingi oleh Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X saat berkunjung ke Keraton Yogyakarta, Yogyakarta, Rabu (28/8/2019). Agenda Raja Malaysia tersebut pada hari itu adalah mengunjungi Candi Prambanan dan Candi Borobudur.

Raja dan pemimpin adalah dua kata yang sering kita dengar. Di dunia ini, hanya segelintir negara yang memiliki kepala negara seorang raja atau ratu, itu pun dengan kewenangan eksekutif yang amat terbatas. Bahkan, negara seperti Malaysia, posisi raja (disebut Yang Dipertuan Agung) dijabat bergilir setiap lima tahun di antara sultan-sultan sembilan negara bagian di Malaysia.

Saat ini Yang Dipertuan Agung dijabat oleh Sultan Ibrahim yang juga merupakan Sultan Johor. Dengan kata lain, tidak semua posisi raja atau ratu dijabat secara turun-temurun seperti di Inggris dan Belanda. Di Indonesia sendiri, hanya ada satu raja yang diakui secara formal, yaitu Sultan Hamengku Buwono X yang merupakan Raja Kesultanan Yogyakarta sekaligus Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.

Editor:
ANDREAS MARYOTO
Bagikan