Moderasi Beragama
Beragama Maslahat Versus Beragama Mafsadat
Beragama maslahat adalah agama yang mendatangkan kebermanfaatan. Moderasi beragama menjadi bagian beragama maslahat.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F08%2F19%2F777ebe3a-d890-4e71-8a25-bb62637d1d5e_jpg.jpg)
Ilustrasi
Artikel yang ditulis oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Nasaruddin Umar, berjudul ”Abrahamic Religions” dan Kerusakan Alam (Kompas, 5/8/2024) menarik dicermati. Dengan merujuk pendapat Karen Armstrong dalam bukunya yang berjudul Sacred Nature, Restoring our Ancient Bond with The Natural World, ajaran agama-agama Abrahamic, yakni Yahudi, Kristen, dan Islam, diduga berkontribusi pada percepatan kerusakan lingkungan. Pandangan monoteistik yang dipahami agama-agama Abrahamic telah memisahkan Tuhan, manusia, dan alam.
Pandangan Armstrong tersebut dibantah oleh Pastur Katolik, Aloys Budi Purnomo, tentang ”Agama-agama yang Ramah Lingkungan (Kompas, 8/10/2021) dengan merujuk pendapat Sayyed Hussein Nasr. Menurut Nasr (1996), kerusakan lingkungan bukan disebabkan oleh doktrin agama, melainkan disebabkan oleh paradigma modernitas. Paradigma modernitas memandang alam sekadar materi yang bisa dikeruk demi keuntungan sebanyak-banyaknya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.