logo Kompas.id
OpiniNasionalisme dalam Frasa...
Iklan

Nasionalisme dalam Frasa ”Namun Demikian”

Pemakaian frasa ”namun demikian” yang salah kaprah mesti segera dihindari. Kepedulian semua orang sangat dibutuhkan.

Oleh
APOLONIUS LASE
· 0 menit baca
Cagar Budaya Desa Bawomataluo di Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, Kamis, 18 Maret 2021, perlu didorong untuk menjadi warisan dunia UNESCO. Namun demikian, kerja keras masih dibutuhkan untuk mewujudkan hal itu. Penggunaan frasa <i>namun demikian</i> yang keliru seperti menjadi sebuah kebenaran karena setiap hari diucapkan atau ditulis orang yang berpengaruh.
HUMAS PEMPROV SUMUT

Cagar Budaya Desa Bawomataluo di Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, Kamis, 18 Maret 2021, perlu didorong untuk menjadi warisan dunia UNESCO. Namun demikian, kerja keras masih dibutuhkan untuk mewujudkan hal itu. Penggunaan frasa namun demikian yang keliru seperti menjadi sebuah kebenaran karena setiap hari diucapkan atau ditulis orang yang berpengaruh.

Frasa namun demikian termasuk melegenda dalam dunia tulis-menulis. Kata ini kerap menjadi bahan diskusi di kalangan bahasawan karena frasa itu, meski keliru, penggunaannya tetap meroket dalam kuantitasnya.

Kekerapan penggunaan frasa salah kaprah ini terlihat lewat pencarian di mesin pencari Google. Frasa namun demikian tersedia sebanyak 106 juta kali hingga artikel ini ditayangkan. Bisa jadi jumlah ini akan terus bertambah manakala masyarakat masih berasumsi dan menganggap frasa ini merupakan bentuk yang justru benar.

Editor:
ALBERTUS SUBUR TJAHJONO
Bagikan