logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊKebijakan Relaksasi Impor yang...
Iklan

Kebijakan Relaksasi Impor yang Membingungkan

Pemerintah perlu mengorkestrasi berbagai kebijakan agar tidak merugikan salah satu sektor.

Oleh
REDAKSI
Β· 1 menit baca
Pengunjung pameran Manufacturing Surabaya di Grand City Convention and Exhibition Center, Surabaya, Kamis (18/7/2024). Pameran digelar pada 17-20 Juli 2024. Manufacturing Surabaya kali ini diikuti 284 perusahaan dari 26 negara dengan beragam produk teknologi. Selain solusi produk dan inovasi teknologi, pameran ini juga menekankan pada peningkatan kualitas SDM melalui program dukungan bagi pengembangan di sektor manufaktur.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Pengunjung pameran Manufacturing Surabaya di Grand City Convention and Exhibition Center, Surabaya, Kamis (18/7/2024). Pameran digelar pada 17-20 Juli 2024. Manufacturing Surabaya kali ini diikuti 284 perusahaan dari 26 negara dengan beragam produk teknologi. Selain solusi produk dan inovasi teknologi, pameran ini juga menekankan pada peningkatan kualitas SDM melalui program dukungan bagi pengembangan di sektor manufaktur.

Kebijakan pemerintah di sektor perdagangan sangat membingungkan. Pemerintah harus tetap fokus memacu pertumbuhan ekonomi.

Kinerja industri manufaktur dalam negeri pada Juli 2024 melambat hingga merosot ke zona kontraksi. Anjloknya kinerja manufaktur di tengah permintaan global yang sedang lesu itu diperparah oleh kebijakan pemerintah yang justru merelaksasi impor. Kebijakan impor yang lebih suportif bagi industri dalam negeri dinanti.

Editor:
ANDREAS MARYOTO
Bagikan