logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊKebaya dan Keseharian
Iklan

Kebaya dan Keseharian

Kebaya dan baju kurung umum dipakai di Nusantara jauh sebelum batas negara modern di Asia Tenggara dipatok.

Oleh
LYNDA IBRAHIM
Β· 0 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/qPCvmXIMfeKAlObbU_UF64G8cYE=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F08%2F03%2F24af12f5-2d92-4705-82a3-3275d973981f_jpg.jpg

Keriuhan Hari Kebaya Nasional (HKN) pertama baru saja mereda. Ditetapkan melalui Keppres Nomor 19 Tahun 2023, tanggal 24 Juli diambil dari Kongres Wanita Indonesia Ke-10 tahun 1964 saat Presiden Soekarno, di hadapan ribuan perempuan berkebaya, memuji peran perempuan dalam merebut kemerdekaan.

Kebaya dan baju kurung adalah baju atasan yang umum dipakai di Nusantara jauh sebelum batas negara modern di Asia Tenggara dipatok. Kebaya berbukaan depan, baju kurung berbukaan belakang, baju bodo Makassar berbukaan atas. Pakar wastra Judi Knight Achjadi, dalam Perjalanan Kebaya yang diterbitkan Museum Tekstil tahun 2014 seiring pameran kebaya antik koleksi pakar wastra Asmoro Damais, mendefinisikan kebaya sebagai atasan sepinggul berlengan panjang yang dipakai perempuan dengan kain panjang atau sarung. Judi mengutip catatan Thevenot abad ke-17 tentang baju atasan Persia bernama caba yang dipakai dinasti Mughal India dan catatan Poensen tahun 1876 tentang kulambi kabaya di Jawa yang mengambil nama dari kabaai Persia. Judi juga menemukan lukisan Jan Brandes tahun 1780 yang mengilustrasikan seorang perempuan, diduga bersuamikan pria Belanda, mengenakan cabie putih di sebuah pesta di Batavia.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan