Membaca Agenda Reformasi Presiden Baru Iran
Tantangan agenda perubahan Pezeskhian akan berkontestasi dengan dominasi otoritas agama dalam konstitusi di Iran.
Melalui dua kali putaran pemilihan presiden, Masoud Pezeskhian (69), kandidat yang disebut berasal dari kubu reformis, terpilih menjadi Presiden Ke-14 Republik Islam Iran. Pezeskhian mengalahkan Saeed Jalili dari kubu konservatif dengan selisih sekitar dua juta suara. Dari 61 juta lebih pemilih sah, hanya 49,8 persen pemilih yang menyalurkan suaranya.
Padahal, sejak awal pemilihan, Kementerian Dalam Negeri Iran menyebar pesan melalui pengguna seluler dari Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei agar warga berpartisipasi sebagai sebuah usaha membangun negara lebih baik. Pascapenghitungan suara, Ayatollah Ali Khamenei mengungkapkan keprihatinan terkait rendahnya partisipasi pemilih dan meminta analis sosial-politik untuk mencari tahu penyebabnya (Tasnimnews, 6/7/2024).