Pintar, tetapi Lebih Afiliatif Altruistik
Selain pintar, pemimpin seharusnya juga lebih afiliatif altruistik: mengutamakan kebaikan diri-dan-liyan-dan-masyarakat.
Bisa jadi, รmile Durkheim adalah salah satu ilmuwan humaniora yang berbahagia sepanjang sejarah. Betapa tidak; pemikiran dan hasil penelitiannya, yang di hari ini sudah berusia hampir satu setengah abad, tetap berguna, dan berhasil menunjukkan relevansi yang kuat dengan keadaan psikososial kini, setidak-tidaknya di sini.
Sosiolog Perancis itu melalui karyanya, Le Suicide: รtude de Sociologie, yang terbit pertama kali pada 1897, menegaskan bahwa keterpatahan hubungan antara manusia dan masyarakat dan budayanya, yang dapat terhayati sebagai ketersendirian (kondisi egoistik), keterbebanan oleh nilai dan adat komunitas yang meniscayakan pengorbanan (kondisi altruistik), ketertindasan (kondisi fatalistik), dan ketercerabutan yang menghadirkan rasa nirnilai, hampa norma, dan kosong moral (kondisi anomik), mengantarnya menuju bunuh diri.