logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊPresiden dan Planetarium
Iklan

Presiden dan Planetarium

Planetarium memperkuat daya pikir dengan membebaskan manusia Indonesia dari takhayul. Kemangkrakan menyumbang kegelapan.

Oleh
SENO GUMIRA AJIDARMA
Β· 1 menit baca
Ilustrasi
KOMPAS/SUPRIYANTO

Ilustrasi

Apalah artinya jadi presiden, siapa pun presidennya, jika tidak mampu membereskan planetarium mangkrak bukan? Namun, dalam hal presiden dan planetarium yang mangkrak di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, tampaknya lebih baik dibicarakan secara simbolis karena perbincangannya secara praktis, selalu terarah pada kesahihan, bahwa kemangkrakannya masih akan berlangsung dalam waktu yang lamanya tidak bisa ditentukan. Tentu, barangkali bisa masuk Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri) sebagai mangkrak abadi.

Dengan membicarakannya secara simbolis, berarti membicarakan maknanya: apa itu planetarium dan apa itu presiden; karena surat resmi perihal kemangkrakannya sudah lama dilayangkan oleh Akademi Jakarta, yang (sebetulnya) didirikan untuk dipercaya, kepada Presiden Republik Indonesia. Bahwa kemudian tanggapannya mengoper persoalan itu kepada Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, tidaklah melepaskan tanggung jawabnya.

Editor:
NUR HIDAYATI
Bagikan