logo Kompas.id
Opini”Spine Breaker”
Iklan

”Spine Breaker”

Gaya hidup penuh kemewahan ini dipengaruhi oleh nilai independensi individu versus nilai peran sosial.

Oleh
ALISSA WAHID
· 1 menit baca
Alissa Wahid
HERYUNANTO

Alissa Wahid

Sejak kasus Mario Dandy yang menyeret ayahnya Rafael Alun, gaya hidup mewah para pejabat dan pesohor di Indonesia menjadi perhatian publik. Apalagi dengan terungkapnya kasus korupsi timah yang melibatkan Helena Lim dan Harvey Moeis, yang kerap mempertontonkan gaya hidup mewahnya melalui platform media sosial.

Di kanal Youtube atas nama Aini, saya menemukan sebuah esai video bertajuk East Asia is Obsessed with Luxury (and Gen Z Pay the Price). Ia membahas bagaimana di Asia Timur (dan Asia umumnya) terjadi kenaikan penjualan barang-barang jenama mewah, terutama di Jepang, Korea Selatan, dan China. Bahkan sebuah model tas keluaran jenama tersohor disebut sebagai ”3 Second Bag”, saking mudahnya menemukan orang membawa benda seharga puluhan juta rupiah tersebut.

Editor:
DAHONO FITRIANTO
Bagikan