logo Kompas.id
OpiniMencari Substansi dalam...
Iklan

Mencari Substansi dalam Kebudayaan yang Hidup (Tanggapan terhadap Nurman Hakim)

Dalam meneroka representasi kebudayaan etalase dan substantif, ada kesalahan faktual yang merumpangkan analisis Nurman.

Oleh
HIKMAT DARMAWAN
· 1 menit baca
..
HERYUNANTO

..

Membangun wacana budaya di Indonesia sering hanya membangun bayangan di dalam ruang hampa, dari balik meja, tidak turun langsung ke lapangan. Tulisan Nurman Hakim di Kompas, 9 Juni 2024, berjudul ”Kebudayaan Etalase atau Kebudayaan Substantif?” saya kira termasuk yang demikian. Ada kesalahan faktual sekaligus problematik dari segi gagasan dalamnya.

Nurman mengonstruksi dualisme kebudayaan Indonesia: ”kebudayaan etalase” di satu sisi dan ”kebudayaan substansial” di sisi lain. Konstruksi pikir ini bersifat memperlawankan (oposisional). Juga hierarkis: ”kebudayaan substansial” dianggap sesuatu yang lebih bernilai. Problem tampak ketika Nurman menulis representasi kedua konstruksi berlawanan tersebut.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan