Iklan
Potongan Tapera
Realitasnya, upaya klaim BPJS—saat kontrak habis—mekanismenya membingungkan, tidak sederhana, dan lama.
![Buruh membawa poster saat bersama massa dari berbagai elemen serikat buruh melakukan demonstrasi menolak program Tabungan Perumahan Rakyat atau Tapera di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakarta, Kamis (6/6/2024).](https://cdn-assetd.kompas.id/_5Ds3oeRjezmwv4u2DwhVaGYAu8=/1024x694/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F06%2F06%2Fdca9af9f-7621-4b33-a3d7-dbcba87727f0_jpg.jpg)
Buruh membawa poster saat bersama massa dari berbagai elemen serikat buruh melakukan demonstrasi menolak program Tabungan Perumahan Rakyat atau Tapera di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakarta, Kamis (6/6/2024).
Saat membaca berita Kompas.id tentang pemberlakuan potongan wajib Tapera, saya memiliki anggapan bahwasanya kebijakan tersebut mungkin bisa dihubungkan dengan dua konteks penting sekaligus.
Pertama, apresiasi atas kebijakan ini yang secara rasional menyadari pentingnya sebuah hunian rumah bagi pekerja, dalam jangka panjang, dan semakin sulitnya membeli rumah disebabkan harganya kian naik seiring berjalannya waktu.