Tantangan Berat Menurunkan Angka Perokok Anak
Ada hubungan signifikan antara pembelian rokok batangan dan eksperimentasi merokok pada anak usia 11-17 tahun.
Memasuki tahun akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN periode 2020-2024, upaya menurunkan angka perokok anak di Indonesia masih menghadapi tantangan berat. RPJMN menargetkan penurunan prevalensi perokok anak dari 9,1 persen pada 2018 menjadi 8,7 persen pada 2024.
Kendati data terbaru Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) belum tersedia, survei Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2019 justru menyatakan prevalensi perokok anak di Indonesia mencapai 19,2 persen. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan prevalensi konsumsi tembakau global pada kelompok umur yang sama di angka 6 persen menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).