logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊPariwisata Regeneratif dari...
Iklan

Pariwisata Regeneratif dari Desa

Pariwisata berkelanjutan tidak cukup. Saatnya pariwisata regeneratif. Barang apa lagi ini?

Oleh
SIWI NUGRAHENI, PENGAJAR FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
Β· 1 menit baca
Sejumlah wisatawan berfoto di kawasan Puri Ubud yang terletak di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali pada Sabtu (4/5/2024). Ubud menjadi destinasi pariwisata kebugaran (wellness) yang menarik wisatawan mancanegara maupun lokal.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI

Sejumlah wisatawan berfoto di kawasan Puri Ubud yang terletak di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali pada Sabtu (4/5/2024). Ubud menjadi destinasi pariwisata kebugaran (wellness) yang menarik wisatawan mancanegara maupun lokal.

Beberapa waktu yang lalu, seorang rekan memperkenalkan regenerative tourism atau pariwisata regeneratif. Bagi saya, itu sebuah konsep yang menarik. Sebab, berbicara tentang pengembangan sektor pariwisata yang tidak merusak lingkungan, kita selama ini disodori konsep sustainable tourism (pariwisata yang berkelanjutan).

Sejak Brundlandt Commission menerbitkan Our Common Future pada 1987, konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) seperti menjadi mantra baru dalam melakukan pembangunan ekonomi.

Editor:
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
Bagikan