logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊBuku di Bayang-bayang...
Iklan

Buku di Bayang-bayang Kecerdasan Buatan

Mesin bisa menciptakan teks, tetapi sering kali gagal mempertahankan nuansa emosi dan kedalaman pemikiran manusia.

Oleh
WAWAN KURNIAWAN
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/5zFfad8NXQMgTdB8kOKPTKa80JQ=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F04%2F29%2F73bee514-3d60-46bb-a5a8-dde12e2249c9_jpg.jpg

Saat ini kita tiba pada gempuran kecerdasan buatan yang nyaris tak terbendung lagi. Tentu saja, kehadiran kecerdasan buatan punya dampak yang dirasakan berbagai pihak. Orang-orang pada akhirnya bergantung dan mencoba memanfaatkan kesempatan yang ada, termasuk dalam dunia penulisan.

Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dapat diperintahkan untuk menghasilkan teks layaknya seorang penulis. Di saat yang bersamaan, kita dipaksa untuk memaknai kembali makna kreativitas dan keunikan dari suatu pemikiran manusia yang sebenarnya. Friedrich Nietzsche, dalam karyanya, Beyond Good and Evil, terdapat salah satu pesan bahwa ”It is not the strength, but the duration of great sentiments that makes great men”.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan