logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊJebakan Ekonomi Ekstraktif
Iklan

Jebakan Ekonomi Ekstraktif

Mengejar pertumbuhan ekonomi melalui aktivitas ekstraktif bisa berujung bencana dengan kerugian yang lebih besar.

Oleh
AGUS PRAMONO
Β· 0 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/jNjznJhUTu41vtNxtEgZY-9VppE=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F04%2F28%2F994709c1-249d-4ce2-bf06-b93e515abb04_jpg.jpg

Obsesi pada pertumbuhan ekonomi mendorong manusia mengambil posisi diametral terhadap kelestarian alam. Hal ini sangat kentara pada negara-negara berkembang yang berupaya mengubah orientasi ekonomi dari agraris menjadi industri.

Padahal, mengabaikan kelestarian alam hanya akan mendatangkan bencana yang nominal kerugiannya tak terkira. Tahun 2006 misalnya, kita mengalami bencana lingkungan dampak pengeboran oleh PT Lapindo Brantas. Lumpur menyembur dari dalam tanah merendam puluhan ribu rumah warga di beberapa kecamatan di Sidoarjo, Jawa Timur.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan