Derai Pohon-pohon Kesedihan
Para leluhur Nusantara dan orang-orang tradisional percaya bahwa mitos hutan larangan telah menyelamatkan hutan.
Pernahkah kau mendengar pohon-pohon bersedih? Sebatang pohon ara ratu (Ficus albipilaMiq) yang tumbuh cukup jauh dari jalur pedestrian di Kebun Raya Bogor meneteskan air mata saat tubuhnya disayat-sayat. Pada batangnya yang indah tertulis nama-nama manusia, seperti Adnan, DR, Dul, Dongkal, dan Fikri. Pada bagian lain dari batangnya yang berpiuh ada nama Robi (tanda jantung) Regita. Tepat di atas tulisan itu terdapat simbol berupa rumah yang tampak dari depan. Lebih ke atas lagi, samar-samar terdapat pula torehan kata Ilahi yang besar.
Entah kenapa sahabat kami—Diah, Thomas, dan Ari, ketiganya kebetulan praktisi dan konsultan psikologi (spiritual)—sejak awal menjadwalkan kunjungan ke Kebun Raya Bogor. Thomas, bahkan, dikenal sebagai penekun Sukyo Mahikari, ilmu yang menggunakan cahaya Ilahi dalam diri untuk merevitalisasi semangat, pikiran, tubuh, dan memelihara jiwa. Para praktisinya percaya bahwa cahaya mewakili kebijaksanaan, cinta, dan kehendak Ilahi.