logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊHari Kartini dan Paradoks...
Iklan

Hari Kartini dan Paradoks Perjuangan Perempuan di Pusaran Krisis Urban

Narasi Hari Kartini kerap kali fokus pada keberhasilan perempuan, tak menyentuh realitas sebagian besar perempuan urban.

Oleh
WIDA AYU PUSPITOSARI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/4oINlrBh0wu8asZPRxRJTs5fbw4=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F11%2F29%2Ff87faeb5-41c1-4adf-8194-6fba18fd4685_jpg.jpg

Setiap tanggal 21 April, Indonesia merayakan Hari Kartini sebagai simbol kebangkitan perempuan dan perjuangan untuk kesetaraan jender. Sosok Raden Ajeng Kartini menjadi inspirasi berbagai lintas generasi untuk memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama dalam aspek pendidikan dan kesetaraan.

Namun, di balik euforia perayaan tersebut, terkuak sebuah realitas yang terabaikan menyangkut perjuangan perempuan di tengah krisis urban yang semakin kompleks. Alih-alih menemukan emansipasi yang nyata, perempuan di daerah urban justru terjebak dalam paradoks yang membelenggu mereka dalam ketidakberdayaan.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan