Iklan
Memuliakan Manusia
Berpolitik ugal-ugalan, yang memorakporandakan nilai-nilai dasar kehidupan, bakal mengancam kehidupan yang panjang.
Ketika seorang rohaniwan di satu persidangan agung berikhtiar ikut menegakkan konstitusi, menyampaikan pandangan dan pemikiran filosofis tentang etika terkait kepantasan dan adab dalam berpolitik, ia diserang. Diminta kembali ke jalan yang benar.
Dia diminta mengurus agama saja. Kembali ke mimbar rumah ibadah. Artinya, dalam pandangan sempit, yang berpredikat pemuka agama itu—pastor, ustaz, ulama, kiai, biku, pandita, dan lain-lain—sebaiknya hanya bertugas mengutip ayat-ayat suci, menakut-nakuti soal neraka dan obral iming-iming surga nirwana belaka.