logo Kompas.id
OpiniMimbar Toleransi
Iklan

Surat Pembaca

Mimbar Toleransi

Kesalehan religius sosial yang mungkin selama ini hanya di wilayah rumah ibadah harus dibuktikan secara konkret.

Oleh
VALENSIUS NGARDI
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/SpHg-9PVoFj4Mj_TvNh_ZQfqOU0=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F10%2F20%2Fd0a73047-520f-4e4d-9b8b-8cc64dd1792b_jpg.jpg

Sepekan ini, masyarakat terhibur oleh dagelan pendeta di mimbar khotbah yang diunggah berbagai media sosial ”...Agama kita toleran, namun takjil kita serbu…. Di saat mereka lemes jam 15.00, kita standby untuk serbu… dan mereka bilang, nanti pada saat paskah, kita sama-sama borong semua telurnya yuk…”.

Jika kita mencermati lelucon ini, sangat menarik untuk dikaji bagaimana indahnya persaudaraan di Indonesia saat ini. Kita sudah lelah dengan berita yang memancing energi negatif pasca-Pemilu 2024.

Editor:
NUR HIDAYATI
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul "Mimbar Toleransi".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Memuat data...