Ilmu-ilmu Sosial, Martabak, Nasi Goreng
Tanpa saya duga, dari pergaulan tersebut terkuak apa yang hendak saya cari tatkala melakukan tugas penelitian dulu.
Perhatian sejumlah orang terhadap survei, statistik, dan angka-angka belakangan ini mengingatkan saya pada pengalaman pribadi tatkala belajar penelitian ilmu-ilmu sosial di Banda Aceh. Waktu itu pertengahan tahun 1980-an. Ilmu-ilmu sosial dan humaniora masih berjaya, tidak seperti saat ini ketika yang laku ilmu apa saja, pokoknya bisa mendatangkan uang dengan segera.
Di bawah bimbingan dosen utama, ahli ilmu politik dari Ohio, Prof William Liddle, kami sekitar 10 orang selama setahun belajar teori dan melakukan praktik penelitian di Pusat Latihan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial (PLPIIS) di Kampus Universitas Syiah Kuala di kawasan Darussalam yang saya cintai sampai sekarang.