logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊEkonomi Digital Indonesia...
Iklan

Ekonomi Digital Indonesia Mulai Stagnan

Bila saja ekonomi lama tidak mampu lagi menopang pertumbuhan, negara harus bergerak mencari sumber pertumbuhan baru.

Oleh
ANDREAS MARYOTO
Β· 0 menit baca
Simulasi dalam ruang ini menunjukkan kondisi jalanan yang dilihat dalam mobil tanpa sopir. Berbekal AI) atau kecerdasan buatan, mobil ini bisa berjalan sendiri dengan sensor-sensor yang bisa mengidentifikasi kondisi sekitar mobil.
KOMPAS/LUKI AULIA

Simulasi dalam ruang ini menunjukkan kondisi jalanan yang dilihat dalam mobil tanpa sopir. Berbekal AI) atau kecerdasan buatan, mobil ini bisa berjalan sendiri dengan sensor-sensor yang bisa mengidentifikasi kondisi sekitar mobil.

Tahun 1995 Don Tapscott memperkenalkan istilah ekonomi digital di dalam salah satu bukunya. Dunia kemudian terbuka dengan sumber baru pengungkit ekonomi. Perkembangan ini diikuti dengan peningkatan kemampuan komputer hingga kemudian berbagai aktivitas yang semula dilakukan dengan cara-cara konvensional dan manual bisa dipermudah dengan teknologi digital. Indonesia adalah salah satu yang ikut dalam euforia ekonomi digital.

Akan tetapi, belakangan di sektor ini kita mendapati ribuan kasus pemutusan hubungan kerja di berbagai perusahaan teknologi di Tanah Air. Tak hanya itu, sejumlah perusahaan teknologi juga stagnan. Pertumbuhannya tak lagi cepat. Perusahaan teknologi yang mapan pun kinerjanya tak juga membaik. Beberapa malah membubarkan diri. Sementara usaha rintisan yang baru saja muncul sulit untuk tumbuh cepat.

Editor:
ANDREAS MARYOTO
Bagikan