logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊEl Nino dan Limbung Beras di...
Iklan

El Nino dan Limbung Beras di Indonesia

Lonjakan harga beras di dalam negeri jelas tidak semata-mata soal cuaca, tetapi lebih karena buruknya tata kelola.

Oleh
AHMAD ARIF
Β· 1 menit baca
Warga mengantre untuk memperoleh beras premium program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bulog yang digelontorkan di Pasar Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (4/3/2024). Masyarakat bisa mendapatkan beras kemasan 5 kg dengan harga Rp 51.000.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO

Warga mengantre untuk memperoleh beras premium program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bulog yang digelontorkan di Pasar Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (4/3/2024). Masyarakat bisa mendapatkan beras kemasan 5 kg dengan harga Rp 51.000.

Harga beras di Indonesia melonjak tinggi, mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah. Kuota impor beras pada 2024 telah ditambah 1,6 juta ton menjadi 3,6 juta ton, tetapi belum bisa meredam gejolak harga. Seperti dilaporkan Kompas pada Senin (4/3/2024), petani di Kecamatan Plumbon, Cirebon, Jawa Barat, terpaksa antre beras murah.

Presiden Joko Widodo menyalahkan cuaca sebagai penyebab kenaikan harga beras ini. ”Kenapa harga beras naik? Karena ada perubahan musim, ada El Nino, dan itu dialami bukan hanya negara kita, melainkan juga negara lain mengalami hal yang sama,” katanya saat menyerahkan bantuan beras di Gudang Bulog Batangase, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Kamis (22/2/2024).

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan