Iklan
Mendorong Inovasi dalam Pertumbuhan Ekonomi
Siapapun pemenang pemilihan presiden perlu melakukan “destruksi kreatif” dalam kerangka keberlanjutan.
Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 sebesar 5,05 persen atau lebih rendah dari 2022 sebesar 5,31 persen. Kenaikan harga, khususnya barang pokok seperti beras, telah menggerus permintaan domestik. Sementara fragmentasi ekonomi-politik global menekan aktivitas ekspor.
Begitu pun aktivitas investasi yang mengalami stagnasi di tahun politik ini. Pengeluaran pemerintah menjadi penyangga utama agar siklus perlambatan bisa ditahan (counter cycle). Di situlah perlunya kebijakan fiskal yang solid dan kredibel alias bisa dipertanggungjawabkan.