logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊMemaknai Indeks Kepariwisataan...
Iklan

Memaknai Indeks Kepariwisataan Indonesia

Sumber daya wisata Indonesia sangat berlimpah, tetapi pemanfaatannya sering kali kurang memperhatikan keberlanjutannya.

Oleh
MYRA P GUNAWAN
Β· 0 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/VKZqQTQrUbDU2zGB96clBb20ZDA=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F09%2F16%2Fdd416cbe-ef17-4adb-ab3c-61cd80260d7a_jpg.jpg

Sebelum pandemi Covid-19, peringkat Indeks Daya Saing Perjalanan dan Kepariwisataan (Travel and Tourism Competitiveness Index/TTCI) Indonesia selalu naik: dari peringkat ke-70 pada 2013 menjadi peringkat ke-50 pada 2015, peringkat ke-42 pada 2017, dan peringkat ke-40 pada 2019. Kemudian pemerintah mencanangkan target peringkat ke-34/29 pada akhir pembangunan jangka menengah, 2024. Meski selalu naik, peringkat Indonesia masih di bawah Thailand dan Malaysia yang juga menjadi sasaran kunjungan wisatawan internasional dengan jumlah lebih besar.

Setelah pandemi mereda, World Economic Forum (WEF) mengubah sistem pemeringkatannya dari TTCI dengan empat pilar menjadi lima pilar utama dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI) 2021 yang terbit 2023. Perubahan yang menggembirakan. Indonesia naik ke peringkat ke-30, berhasil melampaui Malaysia (38) dan Thailand (35).

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan