logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊTidak Ada Natal di Bethlehem
Iklan

Tidak Ada Natal di Bethlehem

Jika ada kehendak baik, damai sejahtera menampakkan diri sebagai damai yang positif. Inilah yang diperlukan di Bethlehem pada masa kini, di Gaza, dan juga di Indonesia.

Oleh
DANIEL K LISTIJABUDI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/AVgyJpH_DQd2H7hlXg3iZW_RNwo=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F12%2F23%2F7d382439-1935-4f2c-ab14-37de2639f2e2_jpg.jpg

Tahun ini tidak ada perayaan Natal di Bethlehem, tempat Yesus lahir. Berita pembatalan perayaan Natal di Gereja Kelahiran Yesus (Church of Nativity) ini diputuskan oleh para pemimpin komunitas gereja Palestina sejak bulan lalu (wliw.org). Perang Hamas-Israel telah menyebabkan penderitaan nan sedemikian masif sehingga kegiatan merayakan Natal yang gemerlap dan yang biasanya akan menarik ribuan pengunjung (turis) menjadi tidak selayaknya dilakukan.

Wali Kota Hana Haniyeh juga mengatakan hal serupa pada 17 Desember 2023 (apnews.com). Konflik Hamas-Israel sungguh memilukan. Kedua belah pihak sama-sama menderita. Pihak Israel melaporkan bahwa sejak Hamas menyerang wilayah Israel bagian selatan secara mengejutkan pada awal Oktober 2023, ada sekitar 1.139 orang, sebagian besar warga sipil, tewas dan sedikitnya 250 orang lainnya disandera. Dari pihak Palestina juga menyebutkan bahwa telah ada lebih dari 18.800 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, yang tewas akibat serangan Israel (Kompas, 18/12/2023).

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan