logo Kompas.id
OpiniMisteri Rasaku
Iklan

Misteri Rasaku

Aneh memang, tetapi tak kurang aneh ”suara-suara” perempuan yang saya dengar setiba di Lawangwangi.

Oleh
JEAN COUTEAU
· 1 menit baca
Jean Couteau
HERYUNANTO

Jean Couteau

Lawangwangi. Jalan yang saya susuri dengan taksi menuju tempat itu, nun di atas sana, di mana saya ditunggu untuk suatu acara seni. Seni perempuan. Lawangwangi!! Nama indah, kan? Apalagi ada arti. Lawang! yaitu pintu, tetapi pintu ke mana? Lalu Wangi, yaitu harum, tetapi harum yang mana?

Udara memang terasa kian sejuk dan pikiran saya kian melayang. Apakah menuju pintu awang-awang, nun jauh di sana, melampaui realita? Bisa jadi. Tetapi terpikir kini kisah ”pintu” yang lain, di dalam ragam pertubuhan. Yaitu pintu, yang hanya boleh dilalui masuk, di seberang gunung sang perempuan itu, yaitu gunung Venusnya, atas syarat dan dengan seizin sang perempuan itu. Dan di dalam syarat inilah justru telah muncul apa yang kita sebut peradaban. Peradaban seluruh umat manusia.

Editor:
BUDI SUWARNA
Bagikan