logo Kompas.id
›
Opini›Orkestrasi Kekerasan di Era...
Iklan

Orkestrasi Kekerasan di Era Perang Dingin

Tragedi 1965 dan keheningan itu kini menyatu dalam memori kolektif publik yang terkubur lebih dari setengah abad lalu.

Oleh
RAHADI T WIRATAMA
· 0 menit baca
-
YOHANES KRISNAWAN

-

Perang Dingin memang telah berakhir. Namun, era itu selalu menarik perhatian publik. Isu sentral di era itu adalah konflik ideologis dan kekerasan politik. Sejumlah telaah historis tentang Perang Dingin (1948-1989), terutama untuk menjawab pertanyaan tentang apa, bagaimana, serta sejauh mana dampaknya bagi masa depan dunia, telah dilakukan berbagai kalangan. Buku karya jurnalistik ini bagian dari upaya tersebut.

Buku ini hadir untuk merekonstruksi sejarah Perang Dingin. Penulisnya, Vincent Bevins, menunjukkan bahwa pengambilalihan militer—atas nama mencegah kudeta sayap kiri—di Brasil (1964) dan Indonesia (1965) mengarahkan kedua negara ke orbit antikomunis di bawah kepemimpinan Amerika Serikat. Kedua negara tersebut merupakan trofi penting bagi AS dalam perjuangan politik yang keras untuk menguasai Dunia Ketiga.

Editor:
YOHANES KRISNAWAN
Bagikan