logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊHadiah Bulan Oktober
Iklan

Hadiah Bulan Oktober

Di tengah tensi politik yang mulai memanas, tanpa banyak disorot lampu kamera, sastra seolah membasuh segalanya.

Oleh
PUTU FAJAR ARCANA
Β· 0 menit baca
Putu Fadjar Arcana (CAN)
SALOMO

Putu Fadjar Arcana (CAN)

Di tengah tensi politik yang mulai memanas, tanpa banyak disorot lampu kamera, sastra seolah membasuh segalanya. Puluhan perhelatan sastra secara hampir serentak bermunculan di berbagai tempat di Tanah Air. Kota-kota yang selama ini luput dari pantauan, seperti Jambi, Balige, Singaraja, Banjarmasin, Tanjung Pinang, dan Banjarbaru, menggelar festival sastra. Bahkan, festival itu berupa rangkaian aktivitas literasi yang bisa berlangsung di berbagai titik. Tentu, belum terhitung perhelatan sastra yang digelar para mahasiswa di berbagai kampus.

Saya ingat lagi kata-kata Presiden Amerika Serikat John F Kennedy (1961-1963), ”Ketika kekuasaan mengantar manusia pada kesombongan, puisi mengingatkan akan keterbatasannya. Ketika kekuasaan mempersempit area pemikiran manusia, puisi mengingatkannya akan kekayaan dan keragaman eksistensi. Ketika kekuasaan itu korup, puisi membersihkannya.”

Editor:
BUDI SUWARNA
Bagikan