logo Kompas.id
›
Opini›Sianida, Mirna, dan Film...
Iklan

Sianida, Mirna, dan Film Dokumenter

Film dokumenter tak berpretensi menawarkan pemecahan masalah. Ia hanya menggulirkan fakta dan data.

Oleh
GUNAWAN RAHARJA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/CKK1Qn2JnPtRSMI0hLb9Ng2DaSk=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F10%2F27%2F11763ef8-fd19-4e2a-8f5d-8169c8550737_jpg.jpg

Sekitar sebulan ini publik kembali gemuruh dengan kasus kematian Jessica, dan Mirna yang didakwa membunuhnya. Hal itu terjadi setelah kanal penyedia layanan pengaliran digital (streaming) Netflix menayangkan sebuah film dokumenter yang berjudul Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso yang dirilis mulai 28 September 2023. Sampai artikel ini ditulis, pro dan kontra tentang kasus tersebut masih saja menjadi perbincangan publik, baik di media konvensional maupun di media sosial misalnya di Youtube atau Podcast.

Media sosial telah mengubah platform tradisi menala media, yakni terbentuknya kepentingan yang saling bersinggungan antara media konvensional dan media sosial. Kini, media konvensional—baik elektronik maupun tulis—tidak segan-segan menulis sumber informasi dari media sosial. Bahkan, tidak jarang jurnalis media cetak atau elektronik mengutip dengan serampangan berbagai informasi yang bertebaran di media sosial tanpa proses verifikasi terlebih dahulu.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan