Psikologi
Kegigihan yang Efektif
Kegigihan berkaitan dengan kemampuan kita untuk menunda kepuasan, mengatur diri sendiri, dan melatih pengendalian diri.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F08%2F17%2F1bf44357-0e41-46f5-8a4e-fb0cb2124e45_jpg.jpg)
Anak-anak dengan gigih mencabut koin di buah pepaya dengan menggunakan gigi dalam rangka menyemarakkan HUT Ke-78 Kemerdekaan RI di bantaran Kali Banjir Kanal Barat, Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (17/8/2023).
Sejak kecil kita diajari bahwa menyerah itu lemah. Kita dikondisikan untuk percaya bahwa kegigihan adalah hal yang baik, merupakan kualitas yang mendorong menuju kesuksesan, dan membantu kita mengatasi tantangan yang ditemui. Apakah selalu demikian?
Anna Katharina Schaffner (2020), psikolog, menjelaskan bahwa perseverance (kegigihan, ketekunan) mengacu pada kemampuan untuk mengejar tujuan atau hasrat dari waktu ke waktu dan tetap berpegang pada tujuan tersebut meski menemui hambatan atau kemunduran. Kegigihan memerlukan usaha dan latihan. Hal ini juga melibatkan kemampuan untuk belajar dari kegagalan dan mencoba lagi ketika terjatuh.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 13 dengan judul "Kegigihan yang Efektif".
Baca Epaper Kompas