ANALISIS EKONOMI
Pemilu dan Ketidakpastian
Dinamika ketidakpastian proses pemilu, khususnya Pemilu Presiden, akan terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi global.

A Prasetyantoko
Pemilihan Umum 2024 sangat mungkin menjadi salah satu pemilu yang paling tidak pasti. Ketatnya persaingan antarpasangan calon presiden dan calon wakil presiden membuat sulit memperkirakan siapa yang akan menjadi pemenang. Begitu pun proses pemilu yang diperkirakan akan panjang; dua putaran dan sangat mungkin diwarnai sengketa hasil di Mahkamah Konstitusi. Apalagi rangkaian pemilu diawali dengan kontroversi putusan MK terkait batas minimal calon presiden dan calon wakil presiden. Banyak pihak juga mengkhawatirkan adanya risiko ketidakpastian hukum terkait pemilu.
Dinamika ketidakpastian dalam proses pemilihan umum, khususnya pemilu presiden, akan terjadi di tengah ketidakpastian perekonomian global. Ada beberapa faktor yang membuat masa depan ekonomi kian tak pasti. Pertama, inflasi meski sudah turun masih tetap di atas angka yang ditargetkan banyak negara (maju) sehingga suku bunga akan tetap tinggi dalam kurun waktu cukup lama (higher-for-longer). Kedua, suku bunga tinggi akan menurunkan investasi yang pada gilirannya menggerus pertumbuhan global berada pada level relatif rendah untuk waktu cukup panjang (weaker-for-longer). Ketiga, rata-rata pertumbuhan global pada dekade ke depan akan lebih rendah dibandingkan dekade sebelumnya. Akibatnya, pendapatan per kapita penduduk dunia akan menurun dan dunia makin tak sejahtera.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 1 dengan judul "Pemilu dan Ketidakpastian".
Baca Epaper Kompas