logo Kompas.id
OpiniNobel Sastra Fosse: Kemenangan...
Iklan

Nobel Sastra Fosse: Kemenangan Bahasa Minoritas

Fosse melihat teater lebih banyak mementaskan kepura-puraan. Ia kerap menampik permintaan sutradara teater menulis drama.

Oleh
HIKMAT GUMELAR
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/5dCtjy4OjLrj6n7jyJedy4Jx6M4=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F10%2F19%2F59e317cb-d9e5-4fff-93b2-44e1375e128b_jpg.jpg

Setelah sejak 2013 setiap tahun dicalonkan meraih Nobel Sastra, Jon Fosse, lahir 29 September 1959, di Haugesund, Norwegia, tahun ini mendapatkannya karena, ungkap Akademi Swedia pada 5 Oktober, ”drama dan prosa Fosse yang inovatif menyuarakan hal-hal yang tak terungkapkan”.

Para penggiat teater Nowegia menyambutnya. Misalnya, sutradara Thomas Ostemeier menyebut ”Jon Fosse adalah keberuntungan bagi teater Eropa.” Sutradara lainnya, Luk Perceval, mengatakan ”Hadiah Nobel Jon Fosse adalah pengakuan atas kuatnya tradisi teater Eropa.”

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan